Jumat, 04 Maret 2011

Bala’ (ujian), Sebuah keharusan!!!

Bala’ (ujian), Sebuah keharusan!!!

Allah Ta’ala berfirman :

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan”. (QS. Ali-‘Imran : 186)

Ayat ini menunjukkan bahwa bala’ (ujian) apapun bentuknya merupakan kepastian bagi siapa saja yang berjuang di jalan Allah… Jadi bala’ mesti akan mendatangi kita dan akrab dengan kehidupan para mujahidin, harus ada –secara sunatullah– bala’ yang menimpa harta dan jiwa kita… Karena itu harus ada keteguhan hati, kesabaran tinggi dan ‘azam (tekad) yang kuat menghadapi berbagai bala’… inilah jalan kita… jalan para mujahidin yang imannya benar dan jujur dengan kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.

Jadi bagaimana mungkin sang calon mujahid ingin hidup nyaman, tenang, tentram, beranak-pinak tanpa beban, jauh dari marabahaya dalam kehidupan dan jihadnya… ganjil, aneh bin ajaib kalau ada calon mujahid ingin hidup seperti itu.
Jadi, aneh sekali jika bala’ datang berupa ancaman musuh, dikejar, ditangkap, dipenjara dan dibunuh, dikatakan sebagai akibat dari kesalahan orang-orang yang salah dalam jihadnya… Hasil dari perbuatan mujahid yang isti’jal… akibat mujahid yang salah langkah… hasil ijtihad yang sembrono… Ingat!! Ingat !! wahai sekalian ikhwan! Bala’ berupa apapun yang di alami mujahid adalah keniscayaan, keharusan, kepastian… Karena Allah Ta’ala dalam ayat tersebut telah menetapkan berbagai bala’ menimpa para mujahidin dan keluarganya. Jadi jangan diingkari, dikeluhkan, menyalahkan kanan-kiri, menunjuk ‘hidung’ fulan bin fulan trouble maker-nya… ini karena tidak taat, ini karena kecerobohan fulan dalam jihad.

Ingatlah firman Allah Ta’ala :

وأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar”. (QS. Ali-‘Imran : 146)

Sungguh!!! Inilah jalan kita, jalan/tariqoh para mujahidin… jalan ini dipenuhi sesuatu yang tidak sedap, tidak enak, susah, penat, sulit, menggetarkan hati, menyesakkan dada, hampir-hampir hilang keimanan para mujahidin rasanya karena dahsyatnya penyiksaan di penjara-penjara thogut…. Ya memang demikian, jannahnya Allah memang di kelilingi sesuatu yang tidak disukai jiwa manusia. Sementara nerakanya Allah dikelilingi sesuatu yang menyenangkan syahwat manusia, sesuatu yang disukai para munafiqin, murtadin, dan kafirin dari kalangan yahudi dan nasrani.

Bala’ ini merupakan tarbiyah yang mesti dijalani para mujahidin, sebelum Allah memberikan kemenangan, sebelum Allah memberikan kemuliaan, yang tidak diberikan kecuali kepada orang-orang mulia yang Allah pilih, karena telah teruji, dan jujur dalam jihadnya.

Syaikh Al-Mujahid Abu Mush’ab Az-Zarqowy berkata tentang keniscayaannya ibtila’ dalam jihad fi sabilillah :

“Kepada semua umat Islam, sadarilah… bala ujian adalah sejarah dan kisah panjang yang terus terjadi sejak diturunkannya kalimat La ilaha illallah ke muka bumi. Para nabi dan orang-orang yang jujur imannya silih berganti menerima bala ujian. Demikian juga dengan para pemimpin yang memegang panji-panji tauhid.
Oleh karena itu, siapa saja yang mengkonsentrasikan dirinya secara tulus untuk memikul kalimat Lâ ilâha illallah dan membela serta ingin menegakkannya di muka bumi, ia harus mau menebus status mulia ini dengan menanggung beban-beban berat, yaitu kesusah-payahan, keletihan, dan bala’.
Lihat, di manakah posisi Anda pada jalan ini ? Jalan ini adalah jalan yang Nabi Adam ‘alahissalam harus menanggung kelelahan dalam menempuhnya. Karena jalan ini pula, Nabi Nuh ‘alahissalam mengisi hidupnya penuh derai air mata. Disebabkan jalan ini, Al-Kholîl (sang kekasih Allah), Ibrohim ‘alahissalam dilemparkan ke dalam api. Nabi Ismail ‘alahissalam harus rela diterlentangkan untuk disembelih. Nabi Yusuf ‘alahissalam rela dijual sebagai budak dengan harga murah, dan mendekam di penjara bertahun-tahun. Nabi Zakariya ‘alahissalam digergaji tubuhnya. Nabi Yahya ‘alahissalam disembelih. Nabi Ayyub ‘alahissalam bergelut melawan penyakit. Nabi Dawud ‘alahissalam menangis melebihi kebiasaan manusia biasa. Nabi Isa ‘alahissalam dipaksa hidup dalam keterasingan. Dan Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sendiri harus hidup akrab dengan kemiskinan, penindasan dan berbagai intimidasi. Sementara, apakah engkau akan bersenang-senang dalam kelalaian dan senda gurau!!
Sesungguhnya Allah Ta’ala menguji sebagian makhluk dengan makhluk yang lain, menguji orang beriman dengan orang kafir, sebagaimana menguji orang kafir dengan orang beriman. Ujian bala seperti ini adalah bagian yang menjadi jatah bersama bagi semua manusia.
Allah Ta’ala telah berfirman :
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Al-Mulk : 1- 2)
Imam Muslim meriwayatkan dari Nabi kita –shallallahu ‘alaihi wasallam-, dalam hadits qudsi yang beliau riwayatkan dari robbnya ‘Azza wa Jalla, Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku mengutusmu, wahai Muhammad, untuk menguji dirimu dan menguji manusia denganmu”.
Yang kita ketahui dari Al-Qur’an dan Sunnah, diantara para nabi itu ada yang dibunuh dan dicincang tubuhnya oleh musuh, seperti Nabi Yahya. Ada juga yang hampir dibunuh oleh musuhnya lalu pergi menyelamatkan diri seperti Nabi Ibrahim, beliau kemudian berhijrah ke negeri Syam. Demikian juga Nabi Isa, karena akan dibunuh maka beliau diangkat oleh Allah ke langit.
Orang-orang beriman terdahulupun, kita saksikan ada yang disiksa dengan siksaan yang keji. Ada yang dilemparkan ke parit-parit api. Ada yang menemui kesyahidan. Ada yang hidup di bawah kesusahan, kekerasan, dan penindasan.
Jika kita hanya melihat sisi ini saja, seolah-olah di manakah janji Allah bahwa Dia akan memenangkan mereka di dunia, padahal mereka ada yang diusir, dibunuh, dan disiksa?!! 

Tidak ada komentar: