Selasa, 07 Juli 2009

Orator Para Perempuan

Prinsip-Prinsip Dasar Mujahidah

Orator Para Perempuan

Asma’ binti Yazid Ibnussakan Al Anshariyah

Khathibatun-Nisaa

Orator Ulung Perempuan

Siapakah ‘Asma ?

Ia adalah anak paman (sepupu) Mu’adz bin Jabal yang kerap dipanggil “ Ummu Salamah “ al-Anshariyah.

Perkataan mulia.

Suatu ketika ia mendatangi Rasulullah SAW, yang saat itu sedang bersama para sahabat. Ia berkata,” Wahai Rasulullah, saya adalah utusan para perempuan untuk menghadapmu. Sesungguhnya Allah SWT telah mengutusmu kepada laki-laki dan perempuan seluruhnya,maka kamipun beriman kepadamu dan Rabb-mu. Akan tetapi kami para perempuan terkungkung dan terbatas.Menjaga rumah kalian, memenuhi hajat kalian dan mengandung anak kalian. Sementara kalian, wahai laki-laki, mendapat keutamaan daripada kami para perempuan, dalam hal sholat Jum’at dan perkumpulan-perkumpulan. Menjenguk orang yang sedang sakit, menyaksikan jenazah, haji berulang-ulang dan yang lebih dari itu semua, berjuang dijalan Alloh SWT. Apabila seseorang dari kalian keluar untuk melaksanakan haji atau berjihad, maka kamilah para perempuan yang akan menjaga harta kalian, mempersiapkan pakaian kalian, serta mendidik anak kalian. Apakah kami tidak bisa juga mendapatkan pahala seperti yang kalian dapatkan ?”

Subhanallah … lugasnya, kalimah-kalimah yang meluncur dari lisan ‘Asma bin Yazid. Marahkah Rasulullah SAW dengan pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan tersebut ?

Rasulullah SAW menoleh kepada para sahabatnya lalu berkata,” Apakah kalian pernah mendengar perkataan seorang perempuan yang mempersoalkan din-nya yang lebih baik dari ini ?”.

Mereka menjawab,” Wahai Rasulullah kami tidak mengira bahwa ada seorang perempuan yang mampu berbicara tentang hal-hal demikian itu!”.

Rasulullah SAW menoleh kepada perempuan itu dan berkata,” Pahamilah dan kabarkanlah kepada para perempuan dibelakangmu bahwa seorang perempuan jika menjadi isteri yang baik bagi suaminya ( mengerjakan kewajiban-kewajiban sebagai isteri), selalu meminta ridhanya dan mengikuti apa yang diinginkan suaminya , maka ia telah mengimbangi semua pahala ( yang anda sebutkan tadi)”

‘Asma bin Yazid pun pergi sambil bertahlil.

Saudaraku ... Subhanallah ... perhatikan kecerdasan dan kelugasannya dalam berbicara. Semua dilandasi keimanan yang kokoh. Bukan berlandaskan ego semata. Semoga kita bersabar dalam tho'at.

Syuhada Pertama

Prinsip- Prinsip Dasar Mujahidah

Syuhada Pertama


Sumayyah binti Khayyath

Syuhada Pertama

Akhwati ... membaca sejarah perjuangan para mujahidah insya Alloh akan banyaaak... manfa'atnya. Jangan ngeri ya membacanya, karena berjual beli dengan Alloh, balasannya adalah jannah. Jannah ya ukhtiii ...

So, yuuuk ikuti kisahnya.

Sumayyah adalah orang ketujuh yang memeluk Islam. Ia istri Yasir dan ibunda Amar . Jika nama keluarga Yasir disebut, umat Islam akan langsung teringat kepada sebuah keluarga kecil yang istiqomah memegang teguh iman Islam. Walaupun harus menghadapi penyiksaan yang keji.

Menjemput Syahid

Perjuangan Rasulullah SAW menda’wahkan Islam di kota Mekah agar manusia menyembah Allah SWT semata dan mengingkari thogut, mendapat perlawanan yang luar biasa dari kaum Quraisy. Siapapun yang menyambut Islam saat itu, ibarat siap menantang maut.

Siang itu di kota Mekah, kala sang mentari tepat diatas kepala. Saat cahayanya sempurna membakar kulit dan padang pasir nan luas membentang. Keluarga Yasir mengalami penyiksaan sangat memilukan. Amar bin Yasir, ayahnya dan sang ibunda yang sudah tua( Sumayyah) diikat kaki dan tangannya. Kemudian dihempaskan keatas batu dan krikil panas. Dan selanjutnya dicambuk terus menerus dengan semena-mena.

Abu Jahal sang eksekutor, tanpa belas kasih sedikitpun terus melampiaskan nafsunya. Ia berharap dengan hal itu dapat kembali memurtadkan keluarga Yasir. Subhanallah … keimanan telah menghujam dalam di hati. Jangankan merintih, menyerah atau kembali kafir. Sumayyah malah menantang Abu Jahal, ditengah deraan cambuknya. Apapun siksaan yang akan ditimpakan ia lebih memilih keimanan.

Akhirnya Abu Jahal kalah, dan tidak dapat menahan amarahnya. Ia menghujamkan tombaknya, hingga mengenai paha sang perempuan tua itu. Sampai menembus kehormatannya.

Sumayyah binti Khayyath telah syahid mempertahankan aqidahnya.

Subhanallah …, ia-lah syuhada pertama dalam meninggikan kalimah Alloh SWT.

Sungguh indah sabda Nabi Muhammad SAW dan itu sangat menghibur hati keluarga Yasir. …Shobron alu Yaasir maw ‘idukumul jannah. “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat yang dijanjikan kepadamu adalah jannah!”

Demikianlah akhir kisah Sumayyah binti Khayyath, dengan iman yang kokoh dan azam yang mantap. Dia menetapkan pilihan mulia, syahid di jalanNya. Agar dapat bersegera berjumpa dengan wajah Robb-nya.

Akhwati... mari jaga keutuhan aqidah kita, terutama dimasa penuh kesamaran/subhat ini. Tantangan dan cobaan saat ini berbeda. Tidak utuhnya aqidah, dapat runtuhkan 'amal ibadah. (dbs)