Sabtu, 30 Mei 2009

Mengajarkan Anak-Anak Ilmu-Ilmu Umum

Prinsip-prinsip dasar mujahidah di samping kita mendidik anak dengan pendidikan tauhid, akhlak Islam, ibadah dan cara hidup bermasyarakat secara Islam, kita juga perlu mendidiknya dengan ilmu-ilmu umum, misalnya : matematika, geografi, biologi, kimia, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Hal ini tidak lain untuk memakmurkan bumi, mengangkat keberadaan umat Islam yang selama ini tertindas, yang semestinya berperan sebagai umat yang terbaik dan pemimpin bagi umat lainnya ; dan yang tak kalah pentingnya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan demikian ilmu-ilmu tersebut diharapkan dapat mengelola alam sekitar dengan segala aspeknya, yang hal ini merupakan bagian dari ibadah.
demikianlah peranan seorang mujahidah sebagai pendidik anak-anaknya.

Dengan diketahuinya tugas seorang wanita sholihah, diharapkan kita dapat melaksanakannya dengan baik dan mempersiapkan bekal-bekal yang diperlukan.

Akhlak Mujahidah

berbicara soal wanita yang brjihad di jalan allah.
Yaitu sebagai mujahidah:Seorang mujahidah adalah seorang wanita yang telah beriman kepada Allah (yang telah mempunyai akhlak sebagai wanita sholihah) dan telah berhijrah dan berjihad di jalan Allah.

Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjidad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan pertolongan (kepada muhajirin), mereka itu satu dengan yang lain lindung melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada sedikitpun atasmu melindungi mereka sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan “. (QS.8 :72)

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta brejihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan “.(QS.9 :20)
Kedua ayat di atas menunjukkan, bahwa orang yang berjihad di jalan Allah selalu melewati fase iman dan hijrah terlebih dahulu, demikian juga wanita yang berjihad ; mujahidah.

akhlak memang penting untuk membedakan manusia sebagai makhluk yang mulia atau makhluk yang paling hina, demikian juga akhlak darar, sangat penting untuk membedakan antara orang beriman dan orang kafir. Sebagai seorang mujahidah yang termasuk golongan Allah (hizbullah) harus memiliki lima sifat dasar, yaitu :
1. Mencintai allah dan Allah mencintainya
2. Lemah lembut sesamA mukmin
3. Tegaas terhadap orang kafir
4. Berjihad di jalan allah dan tidak takut di cela orang
5. Berwala’kan kepada allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan sholat, menunaikan zakat dan ruku’ (tunduk kepada Allah)

Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Al Qur'an surat al Ma'idah 5 : 54-56.

“ Hai orang-orang yang beriman barang siapa diantara kamu yang murtad dari agamamu, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yamg bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Amha Luas (pemberiann-Nya) lagi Mha Mengetahui. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orangyang beriman, yang mendirikan sholat dan yang menunaikan zakat seraya mereka tunduk (kepada Allah).
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang menjadi penolongnya, maka sesunguhnya pengikut (agama) Allah itu lah yang pasti menang.”(Al Qur'an surat al Ma'idah 5 : 54-56)

Taat kepada Mas’ul

Disamping itu seorang mujahidah dalam praktek berjihad untuk menegakkan kalimat tertinggi yaitu Kalimatullah disaat-saat menghadapi tekanan dan tindasan musuh-musuh Allah, maka para mujahidah wajib mempunyai sikap moral seperti yang digunakan oleh Rasul-Nya,

Disiplin tinggi terhadap pimpinan (taat kepada Mas’ul)
Dalam hal ini seorang mujahidah sanggup melaksanakan perintah mas’ul dalam batas-batas yang haq, kapan dan dimana Allah berfirman dalam surat Muhammad (47):20-21

”Dan orang-orang yang beriman berkata: ”Mengapa tiada diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan didalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalm hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.
Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka ) Apabila tetap perintah pernag (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.”
Demikian juga Rasulullah SAW beliau telah memerintahkan agar mujahid/mujahidah siap mentaati pimpinan selama tidak diperintah untuk ma’siat.
Sebagaimana dalam hadistnya” beliau bersabda:
”Wajib atas seorang muslim untuk mendengar dan mentaati (pemimpinnya) dalam segala hal, baik ia suka atau tidak. Kecuali bila ia diperintahkan untukberbuat maksiat, maka tidak boleh mendengar dan mentaati.”( HR. Khamsah)

Ditegaskan pula bahwa, mentaati perintah pemimpin yang benar berarti mentaati Rasul, dan mentaati Rasul berarti mentaati Allah, sebagaiman dalam haditsnya Rasulullah SAW bersabda:
”Barang sipa mentaati aku berarti mentaati Allah, dan barangsiapa membangkangku berarti membangkang Allah. Dan barang sipa mentaai pemimpin berarti mentaati aku dan barang siapa membangkang pemimpin berarti/ durhaka kepadaku. ” (HR. Bukhari-Muslim dan Nasa’i)

Selanjutnya Rasulullah SAW menegaskan bahwa barang siapa yang berani meninggalkan ketaatan kepada pimpinan dan meninggalkan jama’ah (memisahkan diri/ keluar) lalu ia mati saat itu , maka matinya adalah meti jahiliyah.
Beliau bersabda:
”Barang siapa membangkang dan memisahkan diri dari jamaah, kemudian ia mati, maka ia mti dalam keadaan jahiliyah.” ( HR. Bukhari-Muslim )
Rasulullah SAW juga pernah menyatakan, bahwa dalam mentaati pemimpin baik kita suka kepadanya atau tidak kita wajib mendengar dan mentaati peritahnya.hal ini termaktub dalam hadistnya yang berbunyi:
”Dengarkamlah oleh kalian dan taatilah (perintah dan nasihat pimpinan) walaupun yang memimpin kalian seorang hamba Habsyi ( Afrika) yang kepalanya sepeti biji kismis, selama ia tetap menegakkan kitab Allah diantara kalian( HR. Bukhari)

Kemataian adalah ketetapan dari Alloh Ta'ala

Prinsip-Prinsip Dasar Mujahidah Yaqin dengan seyakin-yakinnya bahwa ajal kematian itu semata-mata karena ketetapan Allah bukan karena sebab-sebab di luar itu
Jadi seorang mujahidah harus yakin bahwa perang tidak mempercpat kematian dan dami tidak memperlambat kematian.

Allah berfirman :
” Orang-orang uyang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: ”sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak akan terbunuh: Katakanlah, ” Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yamg benar.” (QS. 3: 168)

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang minafik) itu yang mengatakan kepada saudara mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka tidak mati dan tidak dibunuh, Akibat (dari perkataan dan mereka ) yang demikian itu, Allah menimbulkan ras apenyesalan yang sangat di dalam hati merka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah ,elihat apa yang kamu kerjakan.”(QS. 3:156)

Yakinlah kemenangan datangnya dari Alloh Ta'ala !!!

Yakin-seyakinnya bahwa kemenangan adalah hanya karena pertolongan Allah, tidak ada hubungannya dngan banyak atau sedikitnya lawan atau perlengkapan senjata. Alah SWT berfirman:
”Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada orang yang dapat mengatakan kamu, jika Allah membiarkan kamu ( tidak memberi pertolongan ) maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu selain dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saj orang-orang mukmin bertawakkal.”(QS. 3: 150)

” Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukmin ) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu maka jumlah yang banyak itu tidak dapat memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu teras sempit olehmu kemudian kamu lari ke belakang dengan becerai-berai.
Sedangkan untuk memperoleh pertolongan Allah, para mujahid wajib membulatkan niat bahwa jiwanya hanya semata-mata untuk menolong Islam saja. Sebagaimana pesan Allah dalam surat Muhammad (47): 7

”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama ) Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”(QS. 47: 7)

Berfirman pula Allah dalam surat Al-Hajj(22): 39-41
” Telah dijanjikan (berperang ) bagi orang yang diperangi, karena sesunguhnya merak telah dianiaya. Dan sesunguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali mereka berkata,” Tuhan kami hanyalah Allah” Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentualh telah dirobohkan biara-baira Nasrani, gereja-gereja dan rumah-rumah ibadat oarng Yahudi dan mesjid-mesjid yang didalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
(yaitu orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya merka menunaikan shola, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan ynag munkar dan kepad Allahlah kembali segal urusan. (QS. 22:39-41)

Sangat cinta dan gemar mati syahid

Sangat cinta dan gemar mati syahid
Oleh karena itu dalam berjihad yang dicari adalah mati sayhid bukamn malah menghindari mati karena ingin hidup, dengan berkhianat. Karena ia yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa kematian yang baik adalah mati syahid
Jabir meriwayatkan, ada seseorang yang semangat berjihad tanpa menunda-nunda waktu, karena ia tahu tempatnya adalah di surga.

” Dari Jabir ra. Katanya: ” Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Dimana tempatku, ya Rasulullah? Jawab Nabi SAW di Surga! ’Orang itu langsung membuang kurma yang dipegangnya. Kemudian maju bertempur sehingga ia gugur. ” Dalam hadist .... dinyatakan bahwa peristiwa orang itu terjadi dalam perang uhud.”(HR. Muslim)

Begitu ulamanya orang yang mati syahid, sampai-sampai orang yang telah di surga ingin kembali ke dunia untuk syahid di dunia sampai sepuluh kali. Sebagaimana yang telah digambarkan Rasulullah SAW dalam haditsnya,
Dari Anas bin Malik r.a dari Nabi SAW sabdanya: Tidak satu pun orang yang telah masuk surga ingin hendak kembali ke dunia walaupun seluruh bumi ini diberikan kepadanya, kecuali orang-orang mati syahid.Orang yang mati syahid ingin kembali ke dunia, lalu ia gugur (syahid) di dunia sampai sepuluh kali, karena dia telah menyaksikan bagaimana mulianyaorang mati syahid.” (HR. Muslim)

Dijelaskan pula oleh Rasulullah SAW bahwa syahid di jalan Allah menghapus dosa:
"sesungguhnyaorang yang mati syahid itu ada bagian di sisi Alloh Ta'ala, sebanyak tujuh bagian yaitu :
-1. DIAMPUNI DOSANYA SEMENJAK TERTUMPAH DARAHNYA,
-2. diperlihatkan tempatnya di surga,
-3. dihiasi dengan perhiasan iman,
-4. di selamtkan dari siksa kubur,
-5. dinikahkan dengan bidadari bermata jeli,
-6. diamankan dari goncangan besar ( hari kiamat)
-7. diletakkan di atas kepalanya mahkota kebesaran terbuat dari yaqut yang lebih baik dari dunia dan seisinya,
-8. dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari dan
-9. diberi kesempatan untuk memberi syafa'at kepada tujuh puluh orang kerabatnya."
(HR.AHMAD,AT Tirmidzi dan Ibnu Hibban)